Kamis, 05 November 2009

TEORI HARAPAN

TEORI HARAPAN

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. (disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang P. Siagian, 286-294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167)
Sejak dikembangkan oleh Vroom, teori harapan dikembangkan lebih lanjut oleh ahli lain, antara lain oleh Porter & Lawler. Dalam pembahasan teori harapan selanjutnya akan dikemukakan teori harapan yang dikembangkan oleh Lawler berdasarkan pengembangan lebih lanjut dari model dari Porter-Lawler (1968), sebagaimana disajikan oleh Siegel & Lane (1982).
Model teori harapan dari Lawler mengajukan empat asumsi:
1. Orang mempunyai pilihan-pilihan antara berbagai hasil-keluaran yang secara potensial dapat mereka gunakan. Dengan perkataan lain, setiap hasil-keluaran alternatif mempunyai harkat (valence = V), yang mengacu pada ketertarikannya bagi seseorang. Hasil keluaran alternatif, juga disebut tujuan-tujuan pribadi (personal goals), dapat disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan. Jika disadari, maknanya serupa dengan penetapan tujuan-tujuan. Jika tidak disadari, motivasi kerjanya lebih bercorak reaktif.
2. Orang mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa upaya (effort = E) mereka akan mengarah ke perilaku unjuk-kerja (performance = P) yang dituju. Ini diungkapkan sebagai harapan E-P.
3. Orang mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa hasil-hasil keluaran (outcomes = O) tertentu akan diperoleh setelah unjuk-kerja (P) mereka. Ini diungkapkan dalam rumusan harapan P-O.
4. Dalam setiap situasi, tindakan-tindakan dan upaya yang berkaitan dengan tindakan-tindakan tadi yang dipilih oleh seseorang untuk dilaksanakan ditentukan oleh harapan-harapan (E-P, dan P-O) dan pilihan-pilihan yang dipunyai orang pada saat itu.
Model harapan dari Lawler menyatakan bahwa besar kecilnya motivasi seseorang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Indeks motivasi = jl {(E-P) x jml [(P-O)(V)]}
Menurut Lawler, faktor-faktor yang menentukan E-P (kemungkina besarnya upaya menyebabkan tercapainya unjuk-kerja yang diinginkan) ialah harga diri atau kepercayaan diri, pengalaman lampau dalam situasi serupa, situasi sekarang yang aktual, komunikasi (informasi dan persepsi) dari orang lain. Misalnya P, unjuk-kerja yang diinginkan adalah nilai A untuk mata ujian psikologi Industri. Kepercayaan diri Anda besar akan kemampuan menguasai mata pelajaran ini. Pengalaman yang lampau bahwa jumlah 20 jam diperlukan mempelajari bahan mata ujian yang diperkirakan sama ‘beratnya’. Lama ujian dua jam, sama dengan mata ujian lainnya. Persepsi orang lain terhadap Anda ialah bahwa Anda mampu menguasai bahan Psikologi Industri. Anda mempunyai pilihan untuk mencapai nilai A, B atau C. Jika ingin mencapai nilai A, maka Anda akan menyediakan waktu belajar selama 20 jam untuk mempelajari bahan Psikologi Industri.
Besar kecilnya harapan P-O (sebesar apa kemungkinannya untuk mendapatkan berbagai hasil-keluaran jika mencapai unjuk-kerja tertentu) juga ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu: pengalaman yang lalu dalam situasi yang serupa, ketertarikan dari hasil-keluaran, kepercayaan dalam kendali internal dalam melawan eksternal, harapan-harapan E-P, situasi aktual dan komunikasi dari orang lain. Tercapainya unjuk-kerja yang diinginkan tidak menyebabkan adanya kebutuhan yang dipenuhi. Tetapi dengan tercapainya unjuk-kerja tersebut akan terkait kemungkinan diperolehnya hasil-keluaran yang memenuhi atau gagal memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Misalnya dengan dicapainya nilai A untuk Psikologi Industri diharapkan akan diperoleh kepercayaan yang lebih besar dari orang lain (hasil keluaran yang positif), iri hati dari rekan-rekan seangkatan (hasil-keluaran yang negatif), peningkatan kemudahan dan kelancaran dalam studi, penambahan teman untuk belajar bersama, makin besar kemungkina untuk memperoleh promosi jabatan, dan sebagainya.
Komponen ketiga dari model Lawler ialah harkat atau valence (V) yang mencerminkan bagaimana perasaan Anda terhadap berbagai hasil-keluaran. Hasil-keluaran adalah positif, jika Anda lebih ingin mencapainya, negatif jika Anda tidak ingin mencapainya, dan netral, jika Anda tidak mempedulikan hasil-keluarannya. Harkat diungkapkan dalam angka dan berkisar antara +1 samapai -1. misalnya mendapat promosi jabatan mendapat harkat +0,9, sedangkan menimbulkan iri hati pada rekan seangkatan mungkin harkatnya -0,5. Teori pengharapan berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu , dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut.
Dalam istilah yang lebih praktis, teori pengharapan, mengatakan seseorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia menyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik (Victor Vroom dalam Robbin 2003:229)
Karena ego manusia yang selalu menginginkan hasil yang baik baik saja, daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang terkandung dari harapan yang akan diperolehnya pada masa depan (Hasibuan 2001:165).
Apabila harapan dapat menjadi kenyataan, karyawan akan cenderung meningkatkan gairah kerjanya. Sebaliknya jika harapan tidak tercapai, karyawan akan menjdadi malas.
Teori ini dikemukakan oleh Victor Vroom yang mendasarkan teorinya pada tiga konsep penting, yaitu
• harapan (expentancy)
• Nilai (Valence)
• pertautan (Inatrumentality)
• Harapan (expentancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena prilaku .Harapan merupakan propabilitas yang memiliki nilai berkisar nol yang berati tidak ada kemungkinan hingga satu yang berarti kepastian
• Nilai (Valence) adalah akibat dari prilaku tertentu mempunyai nilai atau martabat tertentu (daya atau nilai motivasi) bagi setiap individu tertentu
• Pertautan (Inatrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengn hasil tingkat ke dua.Vroom mengemukakan bahwa pertautan dapat mempunyai nilai yang berkisar antara –1 yang menunjukan persepsi bahwa tercapinya tingkat ke dua adalah pasti tanpa hasis tingkat pertama dan tidak mungkin timbul dengan tercapainya hasil tingkat pertama dan positip satu +1 yang menunjukan bahwa hasil tingkat pertama perlu dan sudah cukup untuk menimbulkan hasil tingkat ke dua


SUMBER : LILIS AISYAH PRATIWI
AKHMAD SUDRAJAT, M.Pd.
RAMKUR

Selasa, 27 Oktober 2009

Dampak Komunikasi Media Massa dan Media Elektronik

Saat ini informasi sudah menjadi kebutuhan hidup manusia yang tak pernah lepas dari kesehariannya. Manusia sebagai makhluk sosial tentu akan terus berhubungan dengan manusia lain. Dengan perkembangan budaya dan peradaban manusia yang pesat ini, menuntut kita untuk terus mengaktualisasikan diri. Bertukar informasi sebagai bentuk perwujudan komunikasi mutlak diperlukan oleh setiap manusia.
Akses untuk memperoleh informasi dewasa ini sudah sangat mudah. Arus informasi terus mengalir secara global melewati batas ruang dan waktu. Saat ini kita dapat melihat dan mendapatkan informasi secara cepat bahkan langsung dari tempat kejadian. Perkembangan teknologi yang sudah sedemikian maju mendukung hal ini. Arus informasi hadir melalui beragam media, cetak maupun elektronik. Media massa berperan sebagai institusi yang menyediakan beragam informasi bagi khalayak.
Kebutuhan pada media massa memiliki pengaruh, seperti dijelaskan oleh Steven M. Chaffe (Dalam Wilhoit dan Harold de Bock, 1980:78) menjelaskan membatasi efek hanya selama berkaitan dengan pesan media, akan mengesampingkan banyak sekali pengaruh media massa. Kita cenderung melihat efek media massa, baik yang berkaitan dengan pesan maupun dengan media itu sendiri.
Jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa, penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perubahan perilaku, denga istilah lain perubahan kognitif, afektif, dan behavioral.
Komunikasi ada dimana-mana; di rumah, di kampus, di pasar, di mesjid, di mana saja. Sebagian besar kehidupan kita dihabiskan untuk berkomunikasi, dan bahkan komunikasi yang dilakukan menentukan kualitas kehidupan kita dan atau masyarakat.
Dengan komunikasi akan membentuk kesalingpengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan dan pengalaman, dan bahkan membangun serta melestarikan sebuah peradaban. Namun dengan komunikasi pula kita mampu menciptakan kondisi yang kontradiktif dengan kondisi di atas. Begitu pentingnya komunikasi bagi kita, begitu akrabnya ia dengan kita, sampai-sampai kita merasa tidak perlu lagi mempelajarinya lebih jauh dan dalam lagi. Tentu saja lintasan pemikiran seperti itu merupakan kekeliruan yang fatal, sebab sesungguhnya dengan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang (individu) atau masyarakat, akan mempunyai efek sangat besar bagi kekinian dan masa depan individu atau masyarakat tersebut.
Karakter komunikasi (ilmu) –semenjak lahirnya, telah menjadi kebutuhan manusia di dalam mempertahankan hidup bermasyarakat. Tanpa komunikasi, tidak mungkin suatu individu/masyarakat dapat menyetakan idea, cita-cita, kehendak, dan perasaan terhadap individu/masyarakat yang lain (Sumarno, 1995)
Komunikasi adalah jiwanya interaksi sosial, demikian kata Laswell. Ebiquitas (sifatnya yang ada dimana-mana) komunikasi telah menjadikannya menarik untuk dikaji dalam perspektif yang komprehensif, apalagi bila dikaitkan dengan sosial-budaya. Ada dua hal penting yang berkaitan antara komunikasi dengan hakikat kemanusiaan; pertama, komunikasi sangat esensial bagi pertumbuhan kepribadian manusia; kedua, komunikasi sangat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.
Bila dikaji lebih jauh lagi, dua hal di atas akan sangat berpengaruh (signifikan) terhadap perkembangan dan kesadaran suatu kelompok masyarakat, sebab pada hakikatnya individu dengan masyarakat itu tidak bisa dipisahkan. Menurut Al-Syahid Murtadha Muthahari, masyarakat itu homogen. Beliau menyatakan bahwa sudah fitrahnya manusia untuk hidup bermasyarakat sehingga secara naluriah manusia pasti bermasyarakat dimanapun kapanpun. Oleh sebab itu pada hakikatnya manusia itu satu, tidak ada pengkutuban / perbedaan di dalamnya. Manusia merupakan spesies tunggal, maka masyarakat-masyarakat manusia pun mempunyai sifat, wujud, dan hakikat yang sama. Pluralisme yang ada, menurutnya karena kesalahan dalam memandang masyarakat dan manusia sebagai suatu bentuk duniawi an sich. Padahal menurutnya, Al-Qur’an pun sudah memberitakan bahwa pada dasarnya agama yang diturunkan Allah kepada banyak nabi dan masyarakat adalah tetap satu tidak berubah-ubah (QS. 42;13) yang berbeda hanya terletak pada aturan-aturan tertentu. Sehingga agama yang satu itu baru bisa dijalankan oleh manusia yang satu sebagai spesies tunggal. Individu itu adalah unsur pembentuk masyarakat, maka masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang satu itu pada hakikatnya merupakan satu spesies tunggal. Masyarakat manusia sebagai suatu entitas objektif, mencerminkan suatu spesies tunggal, bukan spesies kemajemukan jenis. (Muthahhari, 1985;47-49). Jadi, peran komunikasi dalam pembentukan/pertumbuhan kepribadian manusia akan juga berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian masyarakat itu sendiri. Selain itu, perilaku dan pengelaman kesadaran manusia sebagai individu-individu yang dibangun di atas pondasi komunikasi, tentunya juga akan serta merta mempengaruhi perilaku dan kesadaran manusia sebagai warga masyarakat.

Seperti yang sudah digambarkan pada entri sebelumnya mengenai penggunaan emoticon/smiley sebagai sarana ekspresi emosi seseorang dalam komunikasi tertulis — dalam hal ini melalui media elektronik, karena sejauh pengetahuan saya umumnya pembicaraan melalui surat jarang mengenal emoticon — saya justru jadi bertanya-tanya sendiri.

Kalau kita keheranan melihat seseorang yang biasanya menulis dengan datar tanpa emoticon (no offence, tidak maksud menyinggung) tiba-tiba merubah tekniknya tersebut plus menambah variasi emoticon yang digunakan, ibaratnya seperti orang mahal senyum yang tiba-tiba terlihat ceria, maka sebenarnya media apa yang lebih efektif untuk berkomunikasi?

Maksud saya, bukan soal smiley-nya. Maksud saya, bukan soal emoticon abuse-nya. Yang saya maksud itu soal proses penyampaian ide-idenya.

Kalau dalam proses interaksi sosial di dunia nyata, kita bertemu langsung dengan sang lawan bicara. Kita berada di hadapannya dan dia berada di hadapan kita. Kalau pembicaraan berlangsung dengan wajar, maka minimal terjadi satu kali kontak mata — prediksi kasar untuk yang berlangsung dengan wajar, karena saya rasa satu kali adalah jumlah sangat minimum.

Dengan kondisi yang semacam itu, komunikasi langsung di dunia nyata jelas menggambarkan kondisi si pembicara. Misalnya kalau lagi mengobrol, akan kelihatan bagaimana reaksi sewajarnya dari seseorang kalau diberikan topik tertentu. Jika diberikan informasi yang mengejutkan, maka kemungkinan orang itu akan merespon dengan ‘reaksi terkejut’ sebagaimana yang biasa ditunjukkan olehnya. Kalau orangnya memang heboh, maka dia akan terkejut dengan heboh pula. Kalau orangnya kaku, bisa jadi dia hanya manggut-manggut saja.

Jadi intinya reaksi dari aksi yang diberikan akan terjadi secara alamiah dalam sebuah komunikasi langsung.

Sebaliknya, komunikasi melalui media elektronik bisa jadi berlangsung berbeda. Pembicara dengan lawan bicaranya tidak harus bertemu langsung. Dengan begitu tidak ada kontak mata; paling banter hanya memandang foto dari masing-masing pembicara — itu pun kalau ada.

Oleh karena itu, komunikasi lewat media elektronik — sebut saja internet — tidak bisa benar-benar langsung menggambarkan kondisi dari pembicara dan lawan bicaranya. Kalau sedang mengobrol lewat Yahoo! Messenger, misalnya, pasti terdapat gap antara satu pembicaraan dengan pembicaraan lainnya. Dan gap itu dengan sendirinya memberikan lawan bicara untuk berpikir lebih dalam sebelum merespon si pembicara. Jadi tidak heran jika beberapa orang yang bisa kelihatan lebih bagus di internet — misalnya saya — karena dia bisa berpikir lebih tenang dibanding ketika berinteraksi di dunia nyata.

Media elektronika sebagai bagian dari media komunikasi saat ini sudah tidak bisa dihilangkan keberadaannya. Media ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia terutama dalam mengisi aktivitas kesehariannya, dan tidak hanya dilakukan pada saat untuk mengisi waktu luang, melainkan jugadi saat-sat melakukan pekerjaan. Penggunanya tidak hanya orang dewasa, bahwa anak-anak juga memanfaatkan keberadaannya. Bahkan dibandingkan media cetak seperti, surat kabar, majalah, leaflet, maka media elektronika ini jauh lebih banyak penggunanya. Beberapa alasan orang menggunakan media elektronik, yaitu: media ini bisa memberikan informasi secara cepat, karena sifatnya yang audio-visual memudahkan orang memahami informasi yang diberikan baik secara langsung di saat kejadian maupun di saat mengerjakan aktivitas lain. Karena kemudahannya inilah, maka pengguna media elektronik semakin banyak.

Masalahnya adalah informasi yang diberikan sangat beragam, dan penggunanya juga beragam. Bila penggunanya hanya sekelompok orang saja, maka dampaknya tidak membahayakan, namun bila penontonnya adalah seluruh warga masyarakat sebagai bagian suatu bangsa, maka efeknya media ini akan mewarnai seluruh sudut dan sendi kehidupan bangsa, dan termasuk didalamnya adalah kepribadian bangsa. Bila pada era awal tahun 1960-an, program dan saluran televisi misalnya jumlahnya hanya sedikit, maka program-program tayangannya bisa dikontrol. Untuk tahun 2000-an ini, jumlah saluran kian banyak dan jenis program juga sangat bervariasi. Tidak dapat dibendungnya kompetisi antar televisi dalam perlombaan tayangan agar disukai oleh penonton, menjadikan dilemma akan keberadaan media elektronik ini semakin kuat. Televisi yang menayangkan berita, film, dan tayangan yang tidak mencerminkan budaya negeri akan memberikan efek pada masyarakat. Kalau efek yang ditimbulkan banyak yang positif akibatnya tidak masalah, namun apabila tayangan itu memberikan dampak negatif, maka yang terjadi adalah media menjadi “siluman” yang bisa menghancurkan jiwa dan kepribadian individu seluruh negeri, atau dlam tataran komunal adalah kepribadian kebangsaan ini. .

SUMBER : - SURYANTO FAK PSIKOLOGI UNAIR

- BLOG ADITYA DWI JULIAN

- WARTA WARGA MUHAMMAD WILDAN

- FU’ADZ AL-GHARUTY

Kamis, 22 Oktober 2009

ARTI PENTING ORGANISASI DAN METODE DALAM PERUSAHAAN

ARTI PENTING ORGANISASI DAN METODE


Sebelum kita menguraikan pengertian dari organisasi dan metode, terlebih dahulu kita dapat mengenal masing-masing arti kata dari organisasi dan metode.
Organisasi adalah sekumpulan orang atau kelompok yang mempunyai tujuan yang sama dan terstruktur atau mempunyai kerja sama. Menurut J.M.Gaus organisasi adalah tata hubungan antar orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.
Metode adalah suatu cara atau tata kerja dari setiap anggota organisasi yang memajukan pekerjaan mereka, agar dapat pencapaian yang efesien dan maksimal pada organisasi.
Jadi Pengertian dari organisasi dan metode adalah :
Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dimanika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
Kali ini saya mencoba menganalisa suatu perusahaan yang sudah saya buat sebelumnya yaitu CV.Consult Information Technology. Perusahaan ini memiliki kegiatan organisasi yang sangat kuat, karena perusahaan ini memiliki tujuan yang sama. Dan perusahaan ini memiliki personil cukup banyak, tiap personil terbagi dalam masing-masing keahlian. Maka dari itu agar perusahaan ini mencapai tujuan yang direncanakan butuh organisasi dan metode. Karena perusahaan ini menganut tata kerja yang efeksitas dan efesiensi biaya, butuh pengendalian dalam semua ini. Biasanya dalam perusahaan mempunyai suatu kepemimpinan atau manajer yang mengatur segala sesuatunya dalam perusahaan. Dan perusahaan ini juga mempunyai suatu kepemimpinan yaitu RAYA GROUP, group ini yang mengatur dan merencanakan segala sesuatunya tentang perusahaan ini. Group ini terdiri dari tiap-tiap manajer bagian, seperti manajer bagian keuangan, manajer bagian personalia, dan lain-lainnya. Selain tiap bagian memiliki manajer, perusahaan ini juga memiliki satu GM atau pemimpin dari semua pemimpin yaitu seseorang yang memiliki saham dari perusahaan ini, karena perusahaan ini berbentuk CV. Dia lah yang berhak menentukan apa rencana yang akan dilakukan perusahaan ini.

BENTUK-BENTUK ORGANISASI NIAGA DAN SOSIAL


Dalam bentuk-bentuk organisasi terbagi bermacam-macam bagian yaitu organisasi niaga dan social .
Organisasi Niaga yaitu organisasi yang mempunyai tujuan utamanya suatu keuntungan dalam organisasi itu sendiri. Bentuk-bentuk organisasi niaga cukup banyak juga yaitu :
Fa (firma) suatu organisasi yang modalnya dari hasil bersama dan jika ada kerugiaan maka yang bertanggung jawab adalah tanggung jawab bersama.
CV memiliki dua bagian yaitu Aktif atau Pasif yang maksudnya jika Aktif yang menanamkan modalnya ke suatu organisasi ini juga ikut serta dalam berorganisasi, dan Pasif yang menanamkan modal tidak ikut serta dalam berorganisasi ini.
PT memiliki berbagai macam seperti tbk yang artinya organisasi ini terbuka dan dapat dimiliki oleh pihak luar.
Koperasi suatu organisasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam pada setiap anggtonya.
Kartel yaitu suatu perkumpulan dari beberapa organisasi atau perusahaan yang bergerak dibidang sama yang membuat perjanjian tertentu agar tidak terjadi persaingan yang tidak seimbang.
Join Venture suatu organisasi yang beranggotakan beberapa Negara.
Trust yaitu gabungan dari beberapa perusahaan agar lebih kuat dari yang sebelumnya.
Holding Company Suatu gabungan saham yang biasanya mengawasi 1 atau lebih perusahaan, dan mengawasinya dengan keseluruhan.
Organisasi Sosial yaitu suatu organisasi yang mengutamakan kepentingan dalam bersosial, seperti partai, atau pun perkumpulan pemuda.


Dalam perusahaan yang saya analisa perusahaan ini memiliki bentuk CV aktif yang merupakan penanam saham ikut serta dalam kegiatan perusahaan ini. Perusahaan ini juga menawarkan untuk join atau bergabung bagi yang ingin menanamkan modalnya ke perusahaan ini dan ikut serta juga dalam perusahaan ini. Karena perusahaan ini berbentuk CV, maka perusahaan ini bertujuan untuk mendapatkan untung sebanyak-banyak nya. Para pemegang saham dalam perusahaan ini boleh merencanakan sesuatu idenya untuk kebaikan perusahaan ini, seperti halnya merencanakan penawaran jasa atau barang kepada perusahaan-perusahaan lain. Hal ini merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi perusahaan ini agar perusahaan ini memiliki pelanggang yang banyak, karena perusahaan ini bergerak dibidang IT yang dimana dibutuhkan oleh setiap perusahaan.

BENTUK STRUKTUR ORGANISASI


Pada perusahaan yang saya analisa perusahaan ini memiliki suatu bentuk struktur organisasi yaitu bentuk organisasi fungsional dan staff. Hal ini dikarenakan jika saya perhatikan disini perusahaan ini memiliki banyak bagian-bagian yang terpisah dan wewenang dan tanggung jawab dapat dilakukan pada pemimpin yang dibagian rendah. Jarak antara pemimpin atas dan bawah juga tak terlalu jauh. Hal ini didukung dengan pernyataan tipe organisasi yang berbentuk kerucut yaitu seperti berikut :
Tipe Kerucut
ciri-ciri organisasi dari tipe kerucut :
a. Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b. Rentang kendali sempit.
c. Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dapat dilakukan sampai kepada pejabat/pimpinan yang bawah/rendah.
d. Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e. Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Sumber ini didapat dari materi perkuliahan Teori organisasi umum 1 yang didownload di staffsite.

Kegiatan manajemen :

1. Planning (perencanaan)

· Merupakan proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya.

· Merupakan kegiatan non fisik (kejiwaan) sebelum melaksanakan kegiatan fisik.

· Sangat diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dan sasaran organisasi serta tujuan suatu program pembangunan

b. Organizing (pengorganisasian)

· Merupakan proses penyusunan pembagian kerja ke dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya serta penempatan mengenai orang yang menduduki fungsi-fungsi tersebut secara tepat.

· Dilakukan demi perencanaan, pelaksanaan dan pembagian kerja yang tepat.

· Harus diperhatikan dalam penempatan orang (staffing) dilakukan secara obyektif.

1. Motivating (pendorongan)

· Merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan mendorong semangat dan kerelaan kerja para pegawai.

· Mencakup segi-segi perangsang baik yang bersifat rohaniah seperti kenaikan pangkat, pendidikan dan pengembangan karier, pemberian cuti dan sebagainya maupun yang bersifat jasmaniah seperti sistem upah yang baik dan memotivasi, pemberian tunjangan, penyediaan fasiliatas yang lengkap, dan sebagainya.

d. Controlling (pengendalian)

· Merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mengadakan pengawasan, penyempurnaan dan penilaian sehingga dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan.

· Sangat penting untuk mengetahui sampai dimana pekerjaan sudah dilaksanakan.

· Dapat dilakukan evaluasi, penentuan tindakan korektif ataupun tindak lanjut, se hingga pengembangan dapat ditingkatkan pelaksanaannya.

Keempat kegiatan manajemen tersebut tidak dapat terlaksana tanpa adanya sumber-sumber ataupun sarana yang harus didayagunakan secara tepat. Sumber-sumber yang dimaksud disebut 6 M (The six M’s in management), yaitu:

1. Manusia atau tenaga kerja (man power).

2. Uang atau dana (money).

3. Bahan-bahan atau material (materials).

4. Mesin dan peralatan (machine and equipment).

5. Tata kerja atau (methods)/

6. Pasar (market).

TEORI ORGANISASI2

Sejalan dengan dinamika manusia, maka timbullah berbagai jenis organisasi yang berperan selaku wahana dan saluran utama dalam usaha berkehidupan masyarakat secara tertib. Seirama dengan dinamika itu pula, timbullah berbagai jenis kebutuhan manusia yang kian lama kian kompleks pula se­hingga menjadi di luar batas-batas kemampuan seseorang untuk memenuhi seluruh kebutuhannya secara mandiri. Dengan perkataan lain, manusia modern menjadi manusia organisasional.

Salah satu akibat daripada kenyataan demikian adalah bahwa semakin banyak organisasi, baik jenis maupun kuantitasnya, yang diciptakan oleh manusia sehingga dapat dikatakan bahwa masya rakat modern telah menjadi masyarakat organisasional pula. Dengan perkataan lain, kompleksitasnya kebutuhan manusia dan masya rakat melahirkan berbagai jenis organisasi yang semakin kompleks pula.

Untuk menjadikan organisasi yang semakin kompleks itu dapat dipahami, berkembanglah teori organisasi dengan asas-asasnya, rumus-rumusnya, kaidah-kaidahnya dan pendekatan-pendekatannya. Artinya, timbullah berbagai usaha intelektual untuk lebih memahami efektifitas daripada berbagai organisasi itu. Lebih memahami efektifitas daripada setiap organisasi dimana seseorang menjadi anggota sangatlah pentingnya karena dua alasan utama, yaitu:

1. Mandalami batas-batas kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Agar setiap anggota organisasi semakin dapat meng-identifikasikan dengan lebih jelas sumbangan apa yang dapat di-berikannya dalam meningkatkan efektifitas organisasi.

sumber :REZA KURNIAWAN blog gundar

BLOG al’asqalani

ARTI PENTING ORGANISASI DAN METODE DALAM PERUSAHAAN

ARTI PENTING ORGANISASI DAN METODE


Sebelum kita menguraikan pengertian dari organisasi dan metode, terlebih dahulu kita dapat mengenal masing-masing arti kata dari organisasi dan metode.
Organisasi adalah sekumpulan orang atau kelompok yang mempunyai tujuan yang sama dan terstruktur atau mempunyai kerja sama. Menurut J.M.Gaus organisasi adalah tata hubungan antar orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.
Metode adalah suatu cara atau tata kerja dari setiap anggota organisasi yang memajukan pekerjaan mereka, agar dapat pencapaian yang efesien dan maksimal pada organisasi.
Jadi Pengertian dari organisasi dan metode adalah :
Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dimanika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
Kali ini saya mencoba menganalisa suatu perusahaan yang sudah saya buat sebelumnya yaitu CV.Consult Information Technology. Perusahaan ini memiliki kegiatan organisasi yang sangat kuat, karena perusahaan ini memiliki tujuan yang sama. Dan perusahaan ini memiliki personil cukup banyak, tiap personil terbagi dalam masing-masing keahlian. Maka dari itu agar perusahaan ini mencapai tujuan yang direncanakan butuh organisasi dan metode. Karena perusahaan ini menganut tata kerja yang efeksitas dan efesiensi biaya, butuh pengendalian dalam semua ini. Biasanya dalam perusahaan mempunyai suatu kepemimpinan atau manajer yang mengatur segala sesuatunya dalam perusahaan. Dan perusahaan ini juga mempunyai suatu kepemimpinan yaitu RAYA GROUP, group ini yang mengatur dan merencanakan segala sesuatunya tentang perusahaan ini. Group ini terdiri dari tiap-tiap manajer bagian, seperti manajer bagian keuangan, manajer bagian personalia, dan lain-lainnya. Selain tiap bagian memiliki manajer, perusahaan ini juga memiliki satu GM atau pemimpin dari semua pemimpin yaitu seseorang yang memiliki saham dari perusahaan ini, karena perusahaan ini berbentuk CV. Dia lah yang berhak menentukan apa rencana yang akan dilakukan perusahaan ini.

BENTUK-BENTUK ORGANISASI NIAGA DAN SOSIAL


Dalam bentuk-bentuk organisasi terbagi bermacam-macam bagian yaitu organisasi niaga dan social .
Organisasi Niaga yaitu organisasi yang mempunyai tujuan utamanya suatu keuntungan dalam organisasi itu sendiri. Bentuk-bentuk organisasi niaga cukup banyak juga yaitu :
Fa (firma) suatu organisasi yang modalnya dari hasil bersama dan jika ada kerugiaan maka yang bertanggung jawab adalah tanggung jawab bersama.
CV memiliki dua bagian yaitu Aktif atau Pasif yang maksudnya jika Aktif yang menanamkan modalnya ke suatu organisasi ini juga ikut serta dalam berorganisasi, dan Pasif yang menanamkan modal tidak ikut serta dalam berorganisasi ini.
PT memiliki berbagai macam seperti tbk yang artinya organisasi ini terbuka dan dapat dimiliki oleh pihak luar.
Koperasi suatu organisasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam pada setiap anggtonya.
Kartel yaitu suatu perkumpulan dari beberapa organisasi atau perusahaan yang bergerak dibidang sama yang membuat perjanjian tertentu agar tidak terjadi persaingan yang tidak seimbang.
Join Venture suatu organisasi yang beranggotakan beberapa Negara.
Trust yaitu gabungan dari beberapa perusahaan agar lebih kuat dari yang sebelumnya.
Holding Company Suatu gabungan saham yang biasanya mengawasi 1 atau lebih perusahaan, dan mengawasinya dengan keseluruhan.
Organisasi Sosial yaitu suatu organisasi yang mengutamakan kepentingan dalam bersosial, seperti partai, atau pun perkumpulan pemuda.


Dalam perusahaan yang saya analisa perusahaan ini memiliki bentuk CV aktif yang merupakan penanam saham ikut serta dalam kegiatan perusahaan ini. Perusahaan ini juga menawarkan untuk join atau bergabung bagi yang ingin menanamkan modalnya ke perusahaan ini dan ikut serta juga dalam perusahaan ini. Karena perusahaan ini berbentuk CV, maka perusahaan ini bertujuan untuk mendapatkan untung sebanyak-banyak nya. Para pemegang saham dalam perusahaan ini boleh merencanakan sesuatu idenya untuk kebaikan perusahaan ini, seperti halnya merencanakan penawaran jasa atau barang kepada perusahaan-perusahaan lain. Hal ini merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi perusahaan ini agar perusahaan ini memiliki pelanggang yang banyak, karena perusahaan ini bergerak dibidang IT yang dimana dibutuhkan oleh setiap perusahaan.

BENTUK STRUKTUR ORGANISASI


Pada perusahaan yang saya analisa perusahaan ini memiliki suatu bentuk struktur organisasi yaitu bentuk organisasi fungsional dan staff. Hal ini dikarenakan jika saya perhatikan disini perusahaan ini memiliki banyak bagian-bagian yang terpisah dan wewenang dan tanggung jawab dapat dilakukan pada pemimpin yang dibagian rendah. Jarak antara pemimpin atas dan bawah juga tak terlalu jauh. Hal ini didukung dengan pernyataan tipe organisasi yang berbentuk kerucut yaitu seperti berikut :
Tipe Kerucut
ciri-ciri organisasi dari tipe kerucut :
a. Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b. Rentang kendali sempit.
c. Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dapat dilakukan sampai kepada pejabat/pimpinan yang bawah/rendah.
d. Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e. Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Sumber ini didapat dari materi perkuliahan Teori organisasi umum 1 yang didownload di staffsite.

Kegiatan manajemen :

1. Planning (perencanaan)

· Merupakan proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya.

· Merupakan kegiatan non fisik (kejiwaan) sebelum melaksanakan kegiatan fisik.

· Sangat diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dan sasaran organisasi serta tujuan suatu program pembangunan

b. Organizing (pengorganisasian)

· Merupakan proses penyusunan pembagian kerja ke dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya serta penempatan mengenai orang yang menduduki fungsi-fungsi tersebut secara tepat.

· Dilakukan demi perencanaan, pelaksanaan dan pembagian kerja yang tepat.

· Harus diperhatikan dalam penempatan orang (staffing) dilakukan secara obyektif.

1. Motivating (pendorongan)

· Merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan mendorong semangat dan kerelaan kerja para pegawai.

· Mencakup segi-segi perangsang baik yang bersifat rohaniah seperti kenaikan pangkat, pendidikan dan pengembangan karier, pemberian cuti dan sebagainya maupun yang bersifat jasmaniah seperti sistem upah yang baik dan memotivasi, pemberian tunjangan, penyediaan fasiliatas yang lengkap, dan sebagainya.

d. Controlling (pengendalian)

· Merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mengadakan pengawasan, penyempurnaan dan penilaian sehingga dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan.

· Sangat penting untuk mengetahui sampai dimana pekerjaan sudah dilaksanakan.

· Dapat dilakukan evaluasi, penentuan tindakan korektif ataupun tindak lanjut, se hingga pengembangan dapat ditingkatkan pelaksanaannya.

Keempat kegiatan manajemen tersebut tidak dapat terlaksana tanpa adanya sumber-sumber ataupun sarana yang harus didayagunakan secara tepat. Sumber-sumber yang dimaksud disebut 6 M (The six M’s in management), yaitu:

1. Manusia atau tenaga kerja (man power).

2. Uang atau dana (money).

3. Bahan-bahan atau material (materials).

4. Mesin dan peralatan (machine and equipment).

5. Tata kerja atau (methods)/

6. Pasar (market).


TEORI ORGANISASI2

Sejalan dengan dinamika manusia, maka timbullah berbagai jenis organisasi yang berperan selaku wahana dan saluran utama dalam usaha berkehidupan masyarakat secara tertib. Seirama dengan dinamika itu pula, timbullah berbagai jenis kebutuhan manusia yang kian lama kian kompleks pula se­hingga menjadi di luar batas-batas kemampuan seseorang untuk memenuhi seluruh kebutuhannya secara mandiri. Dengan perkataan lain, manusia modern menjadi manusia organisasional.

Salah satu akibat daripada kenyataan demikian adalah bahwa semakin banyak organisasi, baik jenis maupun kuantitasnya, yang diciptakan oleh manusia sehingga dapat dikatakan bahwa masya rakat modern telah menjadi masyarakat organisasional pula. Dengan perkataan lain, kompleksitasnya kebutuhan manusia dan masya rakat melahirkan berbagai jenis organisasi yang semakin kompleks pula.

Untuk menjadikan organisasi yang semakin kompleks itu dapat dipahami, berkembanglah teori organisasi dengan asas-asasnya, rumus-rumusnya, kaidah-kaidahnya dan pendekatan-pendekatannya. Artinya, timbullah berbagai usaha intelektual untuk lebih memahami efektifitas daripada berbagai organisasi itu. Lebih memahami efektifitas daripada setiap organisasi dimana seseorang menjadi anggota sangatlah pentingnya karena dua alasan utama, yaitu:

1. Mandalami batas-batas kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Agar setiap anggota organisasi semakin dapat meng-identifikasikan dengan lebih jelas sumbangan apa yang dapat di-berikannya dalam meningkatkan efektifitas organisasi.

sumber :REZA KURNIAWAN blog gundar

al’asqalani