Minggu, 18 April 2010

Ingatlah kamu Kepada Maut

" Bissmillahirrahmanirrohim...."

Wahai orang yang berakal sehat, seharusnya kamu sering mengerjakan puasa dan berseungguh sungguh untuk taat kepada tuhannya seluruh hamba. Hendaknya kamu selalu mendekatkan diri kepada-Nya baik di siang maupun di malam hari. Hendaknya kamu tunduk kepada-Nya baik di kegelapan malam maupun ketika hari menjelang terang. Wahai orang yang berakal sehat, usiamu itu sebenarnya adalah nafas yang selalu dihitung. Oleh karena itulah seharusnya kamu mengawasi dan selalu menghitungnya. janganlah kamu pernah melupakan maut, karena dia tidak akan melupakanmu. bersegerahlah, sekali lagi bersegerahlah untuk beramal! karena seumpama kamu mau memperhtungkan setiap tarikan nafas, niscaya kamu tidak akan pernah berhenti beramal selama lamanya.

Ingatlah keadaan dirimu wahai orang yang lalai pada hari ketika tubuhmu dibalik oleh tangan orang yang memandikan jenazahmu. pada waktu itu kehormatanmu telah hilang, hartamu musnah, orang orang terkasih meninggalkanmu, tanah sudah dipersiapkan untuk dirimu, tubuhmu diserahkan pada cacing-cacing tanah dan jasadmu diletakkan dalam liang lahat. ingatlah ketika orang-orang sebentar menangisi kepergianmu dan segera melupakan dirimu dalam waktu yang sangat lama. keindahan dan ketampanan dirimu sudah berubah. seluruh organ tubuhmu mulai hancur. kain kafan yang membungkusmu mulai terkoyak. cacing-cacing tanah menghapiri jasadmu dan bola matamu mulai meleleh keluar dari lobangnya. seakan pada waktu itu dirimu menjadi orang yang belum pernah dilihat ataupun diperbincangkan.

Wahai bani Adam, bayangkan bahwa maut telah tiba di halaman rumahmu! bayangkan pula bahwa maut telah menghalangi dirimu untuk mengerjakan apa yang kamu inginkan! pada waktu itu kamu sedang dalam keadaan naza' dan mengalami bencana yang sangat hebat. tidak ada orang tua maupun anak yang menolongmu. tidak ada keluarga dekat maupun orang jauh yang menyelamatkan dirimu. bukankah maut bisa terjadih pada dirimu pada saat dan kondisi apapun?! Demi keagungan Dzat Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi, sesungguhnya saat ini kamu masih memiliki kesempatan untuk menagis dan membenahi diri sebelum kerugian dan penyesalan benar-benar telah tiba...


Semoga bermanfaat untuk kita semua yang seiman dan seagama....

Al-Qur'an dan Maut adalah Penasehat

Diriwayatkan dari rasulullah SAW. bahwa beliau bersabda: 'aku telah meninggalkan bagi kalian dan penasehat yang bisa berbicara dan yang hanya diam. yang biusa bicara adlah Al-Qur'an, sedangklan yang hanya diam adalah kematian".

Wahai orang-orang yang perlu dikasihi, mengapa kalian tidak mengamalkan ajaran Al-Qur'an?! mengapa kalian tidak memikirkan kematian...?! sedangkan sore dan pagi terus berjalan dan hati kalian tetap bergantung pada dunia. mengapa kematian tidak cukup menjadi kabar pengingat bagi kalian...?! mengapa hati kalian tidak waspada un ntuk merasa takut kepada ar Rahman?! dan mengapa juga hati kalian selalu tunduk dan patuh kepada kata-kata setan?! sepertinya kalian bisa aman dari kematian?!

Wahai hamba-hamba Allah, ambilah pelajaran untuk diri klalian dari nenek moyang, orang-orang terkasih, tetangga dan saudara-saudara kalian yang telah meniggal dunia. karena dengan mengingat mereka, akan ada sebuah pelajaran yang sangat berharga dan hikmah bagi orang yang mau merenung. saudara-saudara kalian masih berkumpuil bersama dengan kalian. mereka makan apa yang kalian santap dan juga memakai baju seperti kalian kenakan. namun mereka telah menempati kuburan sebagai tempat tinggal mereka. mereka berada di antara himpitan tanah. para ahli watis telah membagi-bagikan hartanya, musuh dan sahabt telah menikahi anggota keluarganya dan lawan juga telah menganiaya anak keturunannya. tabir mereka telah terkuak, tempat tinggal mereka sangat tidak nyaman dan mengerikan sedangkan kabar berita yang beredar memperbincangkan kematian mereka.


"Dasyatnya Maut"

diriwayatkan dari rasulullah SAW bahwa beliau teringat maut, kesedihan dan mala petakanya. lantas Rasulullah SAW bersabda : "Maut itu lebih pedih dari pada tiga ratus pukulan pedang".

Wahai sekalian orang-orang yan g yakin akan datangnya saat-saat kematian, jika demekian, betapa pedihnya sakaratul maut tersebut?! barang siapa yang mengingat maut pasti kegembiraan (hura-hura), rasa hasud dan ambisi dengan sendiri akan berkurang.

diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa apabila beliau menyaksikan manusia yang lalai (terhadap maut), beliau akan berdiri di pintu masjid untuk kemudian berhenti di salah satu daun pintunya lalu rasulullah SAW berbicara dengan lantang : "Wahai sekalian manusia, maut.....maut! Maut akan segara mendatangi kalian (dengan membawa kabar) bahagia (karna masuk surga) atau celak (karena masuk neraka). kalian di datangi maut dengan sesuatu yang akan menyertainya. (maut akan datang beserta) kegembiraan dan keadaan yang lega dan kemuliaan di dalam surga yang tinggi tempatnya. itu semua diperuntuhkan bagi para kekasih Allah (yang berhak menempati) tempat tinggal keabadian. (memang sejak sebelumnya) mereka berjkalan menuju surga dan ingin memasukinya.

ingatlah bahwa setiap orang yang berjalan itu memiliki tujuan. sedangkan tujuan setiap orang yang berjalan adalah kematian. maut datang kepada kalian dengan sesuatu yang akan menyertainya. (maut akan datang beserta) bencana dan perasaan menyesal. sedangkan kerugian itu diberikan kepada para kekasih setan (yang berhak menempati) tempat tinggal yang penuh dengan tipu daya. (karena memang sejak sebelumnya) mereka berjalan menghapiri neraka dan menginginkannya. ingatlah bahwa setiap orang yang berjalan itu memiliki tujuan. dan tujuan orangyang berjalan adalah kematian. (Masalah sekarang hanyalah) lebih dahulu mati atau malah didahului.

Wahai saudara-saudaraku, jadilah kalian semua sebagai orang yang lebih dahulu mengumpulkan amal shalih! dan jangan sekali-kali menjadi orang-orang yang merugi! jadilah kalian orang-orang yang benar-benar yakin dan mempercayai kematia....!!




marilah kita renungkan perjalanan hidup orang-orang sebelum kita.... itu semua akan menjadi sebuah pilihan kita untuk menempuh jalan hidup menuju keridhoan-Nya.........


semoga bermanfaat....

Jumat, 09 April 2010

LUPAKAN KEBAIKAN, MAAFKAN KESALAHAN

”Dua Hal Yang Harus Dilupakan Dalam Hidup Adalah Kebaikan Kita Kepada Orang Lain Dan Kesalahan Orang Lain Terhadap Kita”

Bila kita mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk berbuat baik LAKUKANLAH…
Karena banyak orang yang mempunyai kemampuan Tetapi tidak memiliki kesempatan.
Demikian juga banyak yang mempunyai kesempatan tetapi tidak punya kemampuan untuk melakukan kebaikan.

Dahulu disebuah perkampungan tinggal seorang nenek yang sudah sangat tua. Namun kondisi tubuhnya masih sangat sehat. Walaupun usianya sudah lanjut dirinya masih bisa mencari nafkah sendiri. Walaupun hidup sendiri, dirinya tidak pernah terlihat sedih. Setiap waktu bibirnya selalu mengembangkan senyum dan raut mukanya ceria.

Nenek ini tidak menjadi beban para tetangga, sebaliknya para tetangga menjadikan beliau sebagai tempat mencari jalan keluar untuk berbagai masalah, karena Sang nenek memang terkenal suka membantu terhadap sesama, beliau akan memberikan bantuan sebanyak yang ia bisa. Kalau memang harus memberikan bantuan berupa materi, ketika ia punya dirinya tak segan-segan memberikan kepada yang lebih membutuhkan. Tidak hanya orang yang tidak mampu saja yang sering minta bantuan kepada Sang nenek, banyak juga orang kaya bahkan pejabat setempat mendatanginya untuk sekedar meminta nasehat. Masyarakat setempat sangat mengagumi dan menghormati Sang nenek mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua.

Suatu hari dirinya pun didatangi seorang pejabat desa setempat, pejabat ini terkenal sangat dermawan. Namun pejabat ini tetap merasakan pamornya kalah dengan Sang nenek. Ia merasakan apa yang dilakukan jauh melebihi sang nenek.
Ia selalu membantu rakyatnya yang kesusahan dan ia merasakan apa yang didapat tidak setimpal. Hatinya sangat gelisah dan pejabat ingin mencari tahu apa yang diperbuat nenek sehingga Sang nenek mendapatkan simpati yang melebihi dirinya.

”Nenek aku ingin tahu rahasia nenek sehingga nenek begitu dihormati disini ?” Tanya pejabat.
”Nenek tidak melakukan apa-apa” Jawab nenek dengan gaya khasnya yang selalu tersenyum tulus kepada siapa saja.
”Aku benar-benar ingin tahu nenek, Aku merasakan aku sudah berusaha yang terbaik untuk rakyatku tetapi mengapa aku masih tetap saja gelisah. Bukankah kata orang-orang bahwa yang selalu berbuat baik hidupnya akan tenang”
”Itu betul tuan pejabat” Nenek menjawab singkat.
”Kalau berbicara kebaikan aku yakin aku jauh lebih banyak berbuat baik dibandingkan nenek. Tapi bagiku bisa membantu orang merupakan satu karunia terbesar yang harus aku syukuri”
”Itu juga betul tuan pejabat”
”Aku bisa merasakan dan sangat yakin hidup nenek jauh lebih tentram dan bahagia dari aku” Tuan pejabat makin gelisah.
”Lagi-lagi tuan pejabat betul” Sang nenek memberikan jawaban yang sama dan pembawaannya juga tetap tenang.
”Mengapa bisa demikian?” Airmuka pejabat mulai berubah. Wibawa Sang pejabat hampir tidak terlihat dan berganti sosok yang memelas yang lagi membutuhkan pertolongan.
”Apakah tuan pejabat benar-benar ingin tahu penyebab kegalauan tuan?” Sang nenek pun melontarkan pertanyaan.
”Iya nek” Balas tuan pejabat.

Sesungguhnya nenekpun belum tahu apa penyebabnya, yang bisa nenek lakukan adalah mencari akar permasalahan yang menyebabkan tuan gelisah” Kali ini nenek berbicara dengan nada yang sangat berwibawa. Dan kewibawaannya semakin membuat si pejabat ciut.
”Baiklah, nenek ingin tanya hari ini tuan sudah berbuat kebaikan apa saja dan kejahatan atau kesalahan orang lain apa yang diterima tuan ?” Nenek menatap dalam-dalam sedangkan tuan pejabat tidak berani membalas tatapan Sang nenek. Ia tertunduk sedih.
”Hari ini aku telah membantu sebuah keluarga yang kelaparan. Aku terharu melihat mereka menitik air mata saat menerima bantuan dariku, tapi yang membuatku kesal saat aku menuju kesini ditengah jalan aku bertemu seorang yang terpeleset dijalan, aku menolongnya, dia bukannya berterimakasih malah memaki-maki aku dengan kata yang kasar katanya aku jadi pejabat tidak becus. Masa, jalan lagi rusak tidak diperbaiki. Padahal kondisi jalan sama sekali tidak rusak. Aku benar-benar tidak bisa diterima, air susu dibalas dengan air tuba” Jelas pejabat panjang lebar.
”Lupakan itu semua maka hidup tuan akan tenang”
”Maksud nenek?” Tuan pejabat makin bingung.
”Lupakan kebaikan kita kepada orang lain dan juga lupakan kesalahan orang lain terhadap kita”

Akhirnya tuan pejabatpun paham apa yang membuat dirinya tidak tenang dan mengapa hidup Sang nenek begitu dihormati. Tuan pejabat pun berpamitan pulang dan ia telah menemukan kunci hidup tentram. Setelah itu, wajah tuan pejabat pun selalu terlihat ceria dan mengembangkan senyum. Dirinya pun tidak mengingat kebaikannya dan kesalahan orang lain.

Berbuat baik itu mulia, mampu memaafkan jauh lebih mulia

”Kebaikan Akan Kehilangan Nilai Luhurnya Jika Mengharapkan Pamrih, Dan Kesalahan Orang Lain Pun Akan Membawa Berkah Jika Kita Bisa Memaafkan”

Sahabat…….,
Menolong orang lain atau berbuat kebaikan harus dari hati. Dan juga harus dengan niat benar-benar ingin berbuat baik tanpa mengharapkan balasan atau pamrih, karena apabila kita berbuat mengharapkan puji-puji dari orang lain maka nilai kebaikan yang kita perbuat akan kehilangan keluhurannya. Bahkan lebih dari itu apabila satu harapan untuk mendapatkan balasan tidak terpenuhi akan menyebabkan hati kita tidak bisa terima dan merasa apa yang kita lakukan hanyalah sia-sia.

Demikian juga dengan kesalahan orang lain kita harus bisa memaafkan dan melupakan. Karena jika tidak, kesalahan orang lain akan menjadi momok dalam batin yang akhirnya akan melahirkan dendam, dendam akan terus menghasut hati dan pikiran kita untuk melakukan satu pembalasan. Hal ini sangat tidak menguntungkan buat kita, banyak energi yang terbuat sia-sia untuk memikirkan cara membalas kejahatan dengan kejahatan, meskipun kejahatan sudah terbalaskan dengan beribu-ribu lipat kejahatan tetap saja tidak akan membuat sanubari kita menjadi tenang.

Mengingat kebaikan kita dan kesalahan orang lain bukan tidak mungkin akan menimbulkan satu penyakit jiwa dan fisik, memikirkan kebaikan kita tidak di hargai dan pelecehan orang lain akan menyebabkan kita susah tidur dan tidak ada nafsu makan, bukankah akan merusak lahiriah dan batiniah?.

Melupakan kebaikan kita membuat kita tidak berharap lebih dan melupakan kesalahan orang lain akan membunuh akar dendam yang otomatis membuat kita hidup tenang.

Seperti kisah diatas, penyebab kegelisahan tuan pejabat tidak berasal dari mana-mana tetapi dari hatinya sendiri. Dan ketentraman Sang nenek pun berasal dari hati dan pikirannya sendiri, tidak ada niat untuk menjadi orang yang mulia yang juga membuat dirinya menjadi mulia.

Berbuat baik terhadap sesama adalah kewajiban yang tidak perlu ada hitung-hitungan. Dan bersyukurlah kita yang diberi kesempatan untuk berbuat baik. Lihatlah berapa banyak orang yang ingin berbuat baik tetapi tidak mempunyai kesempatan. Mereka yang terbaring tidak berdaya, mereka yang tidak punya apa-apa saat melihat pengemis datang kepadanya, hanya ada niat tetapi tidak mempunyai kemampuan. Namun itu masih lebih baik dari pada mereka yang bisa menolong tetapi enggan melakukannya. Menolong orang lain atau berbuat baik pun tidak selalu dengan materi, kita bisa membantu dengan tenaga, pikiran bahkan hanya dengan menjadi pendengar yang baik yang sedikit berbicara ketika orang lain menceritakan beban hidupnya.

Dan di Dunia ini pun tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah. Jika kita tidak bisa melupakan kesalahan orang lain terhadap kita, sepanjang hidup berapa banyak orang yang pernah berbuat salah kepada kita. Jika dibiarkan bukankah dendam akan menumpuk dihati kita yang akan merusak diri kita sendiri.

Sahabat…….,
Berbuat baik sekecil apapun lalu lupakan. Dan sebesar apapun kesalahan orang lain kitapun tidak perlu mengingatnya.

Sebelum kita menghitung kebaikan yang telah dilakukan sebaiknya terlebih dahulu kita harus menghitung kesalahan yang pernah diperbuat.

Suatu ketika seorang pria bertanya kepada Rasulullah SAW tentang akhlak yang baik, maka Rasulullah SAW membacakan firman Allah, “Jadilah engkau pemaaf dan perintahkan orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS al-A’raaf [7] : 199). Kemudian beliau bersabda lagi, “Itu berarti engkau harus menjalin hubungan dengan orang yang memusuhimu, memberi kepada orang yang kikir kepadamu dan memaafkan orang yang menganiayamu.” (Hr. Ibnu Abud-Dunya)

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi yang artinya : ” Nabi Musa a.s telah bertanya kepada Allah : ” Ya Rabbi ! siapakah diantara hamba-MU yang lebih mulia menurut pandangan-Mu ?” Allah berfirman :” Ialah orang yang apabila berkuasa (menguasai musuhnya), dapat segera memaafkan.” (Kharaithi dari Abu Hurairah r.a)

Dalam Perang Uhud Rasulullah mendapat luka pada muka dan juga patah beberapa buah giginya. berkatalah salah seorang sahabatnya :” Cobalah tuan doakan agar mereka celaka.” Rasulullah menjawab :”Aku sekali kali tidak diutus untuk melaknat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak kepada kebaikan dan Penebar Kasih Sayang. Lalu beliau menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdoa ” Ya Allah ampunikah kaumku , karena mereka tidak mengetahui .”

” Dan hendaklah mereka suka memaafkan dan mengampuni. apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian ? ” (QS. An-Nuur ; 22)

Amanah Bisa Melapangkan Rejeki

Catatan Ust.Yusuf Mansur Network.

Jujur dan amanah adalah dua sifat utama yang akan menghantarkan seseorang atau suatu bangsa pada keberhasilan dan kesuksesan yang hakiki. Nabi Yusuf AS berhasil menghantarkan masyarakat Mesir pada kesejahteraan dan kemakmuran, karena beliau dan timnya memiliki sifat amanah dan menjaga serta memiliki profesionalitas yang tinggi (QS. Yusuf [12] ayat 55).

قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ. {يوسف: 55}.

“Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (QS. Yusuf [12]: 55).

Dalam sebuah hadits riwayat imam ad-Daelamy, Rasulullah SAW mengatakan bahwa sifat amanah itu akan mengundang rizki, sebaliknya sifat khianat itu akan mengundang kefakiran.

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: الأَمَانَةُ تَجْلِبُ الرِّزْقَ وَالْخِيَانَةُ تَجْلِبُ الْفَقْرَ. {رواه الديلمي}.

“Rasulullah Saw. bersabda: “Sifat amanah dan jujur itu akan menarik rizki, sedangkan khianat itu akan menarik (mengakibatkan) kefakiran.” (HR. Dailamiy).

Disamping secara pribadi harus jujur, orang yang beriman pun diperintahkan membangun suasana dan lingkungan yang penuh dengan kejujuran (QS. At-Taubah [9] ayat 119).

قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيـــُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِيْنَ. {التوبة: 119}.

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah [9]: 119).

Bangsa dan Negara kita sekarang ini sangat membutuhkan para pemimpin, para pegawai dan anggota masyarakat yang memiliki kejujuran yang tangguh, disamping profesionalitas yang tinggi, untuk bisa membawa bangsa ini keluar dari krisis yang sangat kompleks dan berat.

Kesalehan sosial, yang dibangun melalui ibadah-ibadah yang disyariatkan, antara lain peduli, empati dan simpati, serta bersedia menolong orang lain yang sedang mendapatkan kesulitan, seperti yang terjadi sekarang ini. Disamping banyaknya orang miskin yang membutuhkan pertolongan, juga banyak orang yang menderita karena mendapatkan musibah, seperti gempa bumi di beberapa daerah di Jawa Barat dan Sumatera Barat, yang telah mengakibatkan korban harta dan jiwa yang cukup banyak.

Rasulullah SAW menyatakan dalam sebuah hadits, bahwa Allah SWT akan menolong hamba-Nya selama hamba itu mau menolong sesamanya. Barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang sedang mendapatkan kesulitan, maka Allah SWT akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat nanti.

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَهُ اللهُ فيِ الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ، وَاللهُ فيِ عَوْنِ الْعَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فيِ عَوْنِ أَخِيْهِ…{رواه ابن ماجه}.

“Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba tersebut mau menolong sesama saudaranya …”. (HR. Ibnu Majjah).

Mari kita jadikan semangat beribadah ini, untuk penguatan kesalehan individual dan kesalehan sosial, agar kehidupan kita menjadi lebih baik dan lebih bermakna dalam pandangan Allah SWT maupun dalam pandangan manusia.

HUBUNGAN AMANAH DENGAN KEIMANAN

Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda hilangnya keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalam diri seseorang. Sabda nabi SAW: “Tidak ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR Ahmad 3/135, Ibnu Hibban dalam shahihnya Mawarid azh-Zham’an-47, al-Bazzar dalam musnadnya Kasyful Astar-100, lih. Juga dalam Albani Shahih Jami’ Shaghir-7056)

Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yang salah satu cirinya adalah dipegangnya amanah oleh yang orang-orang bukan ahlinya dalam masalah tersebut. Sabda nabi SAW: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya Kiamat.” Kata para sahabat ra: Bagaimanakah disia-siakannya wahai rasuluLLAH? Jawab nabi SAW: “Ketika suatu urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tunggulah tibanya Kiamat.’” (HR Bukhari dalam Fathul Bari’ hadits no. 59 dan 6496)

Hilangnya Amanah Terjadi Bertahap, sebagaimana sabda nabi SAW: “Seorang tertidur maka hilanglah amanah dari hatinya bagaikan titik hitam, lalu ketika ia tertidur lagi maka hilanglah amanah tersebut bagaikan bekas/jejak, demikianlah seterusnya sampai tidak ada lagi amanah dihatinya, dan tidak ada lagi di hati manusia, sehingga mereka tidak menemukan lagi orang yang amanah. Maka berkatalah sebagian mereka: Di tempat anu masih ada seorang yang bisa dipercaya. Sampai dikatakan kepada seseorang: Ia tidak bisa dipegang, tidak berakal, tidak ada dihati mereka sebesar biji sawi dari keimanan.” (HR Muslim dalam Mukhtashar Shahih Muslim hadits no. 2035)

ISLAM MEMANDANG COBAAN

Asallammualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda , Amin.

“Hidup adalah perjuangan”, istilah itulah yang mungkin paling tepat untuk mendeskripsikan makna dari sebuah kehidupan. Maka setiap manusia yagn hidup di dunia ini tidak akan pernah lepas dari berbagai jenis perjuangan. Jika seorang manusia ingin hidup tanpa mau berjuang, maka sama saja ia sedang mengharapkan sebuah kematian untuk menjemputnya.

Di dalam ajaran Islam, Allah swt mengatakan di dalam Al Quran bahwa manusia diciptakan tidak lain hanyalah untuk mengabdi/beribadah kepada Allah swt. Artinya, jika ada manusia yang tidak mau beribadah kepada Allah swt maka ia tidak patut untuk hidup.

Ibadah kepada Allah swt, itulah perjuangan hidup yang diajarkan di dalam Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk bermalas-malasan. Islam mengajarkan umatnya untuk berjuang, karena Islam mengajarkan bahwa Allah swt tidak akan merubah nasib suatu kaum melainkan kaum itu sendirilah yang harus berjuang untuk merubahnya. Sama saja dengan seorang karyawan yang direkrut untuk bekerja, kalau dia tidak mau bekerja maka berhenti saja menjadi karyawan.

Satu hal yang identik dengan perjuangan adalah adanya cobaan. Cobaan adalah salah satu bagian dari setiap perjuangan yang tidak dapat dihindarkan, pasti dialami dan dirasakan oleh setiap manusia dalam perjalanan hidup.

Cobaan memang terkadang terasa sangat berat, sehingga banyak sekali manusia yang merasa sangat menderita manakala mendapatkan cobaan dari Allah swt. Bahkan ada pula yang nekat mengakhiri hidupnya karena tidak mampu untuk bertahan dengan cobaan yang tengah dialaminya.

Umat muslim tidak pantas bersikap demikian. Putus asa dan terjebak dalam duka yang tak berkesudahan bukanlah sifat seorang muslim. Seorang muslim hendaknya senantiasa optimis dan berpikiran positif. Berbaik sangka kepada yang telah memberikan cobaan, yaitu Allah swt adalah jalan terbaik yang diajarkan oleh Islam. Karena sesungguhnya Allah swt akan menjawah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Jika hambanya berprasangka buruk, maka keburukanlah yang akan diterimanya. Namun, jika hambanya senantiasa berbaik sangka maka Allah swt pun akan memberikan kebaikan kepadanya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt di dalam sebuah hadits qudsi yang artinya:

“Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku.” (HR. Bukhari no. 7066 dan Muslim no. 2675, lihat kitab Faidhul Qadiir, 2/312 dan Tuhfatul Ahwadzi, 7/53)

Islam telah mengajarkan kepada umatnya bahwa tidak ada sesuatu apapun yang telah diciptakan di dunia ini melainkan pasti ada manfaatnya. Tidak ada yang diciptakan dengan sia-sia, dan tidak ada pula yang diciptakan tanpa tujuan. Allah swt telah memperhitungkannya dengan sangat sempurna. Bahkan Islam mengajarkan bahwa setiap cobaan itu merupakan salah satu bentuk pembersih dari dosa-dosa yang telah diperbuat, cobaan merupakan tanda cinta dari Allah swt. Semakin Allah swt mencintai seorang hamba maka semakin banyak cobaan yang akan diberikan-Nya. Hal itu tidak lain hanyalah untuk semakin meningkatkan rasa cinta dan kedekatan umatnya kepada-Nya.

Islam memandang cobaan sebagai suatu pelajaran yang bernilai positif, bukan sebagai satu hal yang negatif. Begitulah kacamata Islam, selalu mengajarkan untuk melihat dengan kacamata positif. Cobaan merupakan gudang hikmah yang sangat berharga. Banyak hikmah yang dapat dipetik melalui sebuah cobaan, di antaranya adalah:

Cobaan adalah Pembersih

Dalam kacamata Islam, cobaan yang menimpa seorang muslim sebenarnya adalah bukti kasih sayang Allah swt kepada umat-Nya. Karena, dengan cobaan itulah Allah swt akan membersihkan seseorang dari dosa-dosanya yang telah overload. Kalau dosa-dosa tersebut tidak dibersihkan, tentu saja akan mencelakakan manusia tersebut.

Pembersihan dilakukan oleh Allah swt untuk mengurangi siksa Allah swt yang pedih di akhirat kelak. Allah swt pun tidak menginginkan hamba-Nya menemui-Nya dalam keadaan penuh dengan dosa, sehingga Allah swt membersihkan atau menghisapnya terlebih dahulu. Itulah salah satu bentuk kasih sayang Allah swt kepada umat-Nya. Dan itulah salah satu wujud indahnya berada di dalam naungan Islam. Rasulullah saw bersabda:

“Orang yang paling banyak mendapatkan ujian/cobaan (di jalan Allah Ta’ala) adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan) dan orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan), (setiap) orang akan diuji sesuai dengan (kuat/lemahnya) agama (iman)nya, kalau agamanya kuat maka ujiannya pun akan (makin) besar, kalau agamanya lemah maka dia akan diuji sesuai dengan (kelemahan) agamanya, dan akan terus-menerus ujian itu (Allah Ta’ala) timpakan kepada seorang hamba sampai (akhirnya) hamba tersebut berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak punya dosa (sedikitpun)” (HR. At Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4023, Ibnu Hibban 7/160, Al Hakim 1/99 dan lain-lain, dishahihkan oleh At Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al Hakim, Adz Dzahabi dan Syaikh Al Albani dalam Silsilatul Ahaadits Ash Shahihah, no. 143)

Penyempurna Keimanan

Dalam ajaran Islam, cobaan merupakan salah satu media yang dapat menyempurnakan keimanan seseorang. Karena, kesempurnaan iman dapat dilihat dari keitiqomahannya untuk tetap taat kepada Allah swt baik dalam keadaan senang maupun susah.

Rasulullah saw bersabda mengenai bagaimanakah sifat seorang muslim yang sebenarnya, yang artinya:

“Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim no. 2999)

Mengingatkan Umatnya

Islam juga menganggap cobaan sebagai alarm pengingat pesan bagi seluruh umatnya. Dengan cobaan itulah, Allah swt senantiasa mengingatkan manusia bahwa mereka itu adalah makhluk yang lemah, tiada daya dan upaya kecuali atas izin dan kehendak Allah swt. Tidak ada yang patut dibanggakan atau disombongkan. Rasulullah saw telah berfirman yang artinya:

“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Bukhari no. 6053)

Hadits di atas jelas sekali mengingatkan umat Islam bahwa hidup ini hanyalah ibarat sebuah perjalanan, yang suatu saat pasti akan berakhir atau mencapai tempat tujuannya, yaitu kampung akhirat.

Dengan adanya cobaan, maka umat muslim akan senantiasa diingatkan bahwa di dunia ini tidak ada yang kuat dan tidak ada pula yang abadi. Semua akan kembali kepada Allah swt.

Wasaalllam.

Anugerah ALLAH SWT

Keindahan Anugerah Allah Swt semoga selalu terlimpah pada hari hari anda dan keluarga, Amin.


Kepada Para Pecinta Kawasan Allah dan RasullNya, Alfakir minta tolong didoakan karena pada Hari Rabu Tgl 17-03-2010 ini ,Alfakir akan menjalankan operasi untuk mengangkat kelenjar yang ada dikaki alfakir,mohon doanya smoga operasi nanti berjalan lancar dan diberi kemudahan oleh Allah Swt,Amin.


Bukhari-Muslim meriwayatkan dari Abu Musa Radiallahu’anhu, ia berkata:

“Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda: ‘Mukmin yang satu dengan mukmin yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling menguatkan.’”


Bukhari-Muslim meriwayatkan dari Nu’man bin Basyir Radiallahu’anhu, ia berkata bahwa: “ Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda:

‘Perumpamaan orang muslim dalam hal mencintai, mengasihi dan menyayangi, adalah bagaikan satu tubuh. Jika salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka seluruh bagian tubuh yang lain juga ikut merasakan sakit dengan tidak dapat tidur dan mengalami demam.’

"Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-namaNya, kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi." (QS. An Nisa: 1)

Bukhari-Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiallahu’anhu bahwa Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda:

“hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu: menjawab salam, menjenguknya ketika sakit, mengantarkan jenazahnya, memenuhi undangannya, dan mendo’akannya jika bersin.” Dalam riwayat muslim ada tambahan: “…jika ia meminta nasihat kepadamu, maka berilah ia nasihat.”

Demikian saudaraku yg kumuliakan mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan, semoga Aku dan Kalian selalu dalam perlindungan Allah Swt,AMin.

Wassallam.