Rabu, 06 Januari 2010

KASIH SAYANG DAN PENGORBANAN AYAH



KASIH SAYANG DAN PENGORBANAN AYAH

Di sebuah desa kecil terdapat sebuah keluarga sederhana yang sangat bahagia. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan tiga orang anak mereka yang terdiri dari satu orang putri dan dua orang putra. Anak putri mereka sudah beranjak dewasa dan sekarang sudah menduduki bangku kuliah sedangkan anak putra pertama mereka duduk dibangku kelas dua SMA dan yang paling kecil duduk dibangku kelas satu SD. Awalnya rumah mereka terasa sangat hangat karena mereka selalu kumpul bersama. Setiap saat dan setiap waktu selalu berkumpul diruang keluarga,becanda ria,menonton televise bersama dan saling bercerita satu sama lain..
Ayah bekerja sebagai supir bus disuatu kota besar yaitu Jakarta dan ibu sebagai seorang ibu rumah tangga biasa.. Sudah hampir lima belas tahun ayah bekerja sebagai supir angkutan umum. Pendapatan ayah sebagai seorang supir sangat pas-pasan. Dengan hasil kerja ayah yang sangat pas-pasan,keluarga tersebut sudah sangat bersyukur dan tidak pernah merasa mengeluh. Dan sekarang Ayah sudah lama dipehaka dari pekerjaannya. Ketika mengetahui bahwa ayah telah dipehaka dari pekerjaannya,ibupun tidak kuat menahan kesedihany yang mendalam. Begitupun dengan anak-anak mereka,tidak tahu haruslam. Begitupun dengan anak-anak mereka,tidak tahu harus berbuat apa untuk tidak membuat ayah dan ibu terus-terusan bersedih. Semenjak dipehaka,Untuk kehidupan sehari-hari mereka, ayah hanya bisa meminta bantuan dari teman-temannya dan menunggu kabar dari teman-teman kerjanya yang bekerja ditempat ayah bekerja dulu untuk membantu atau menggantikan sift temannya itu. Kadang ayah tidak pernah mendapatkan kabar dari temannya untuk menggantikan sift tersebut,sehingga ayah hanya menghabiskan waktu dirumah bersama dengan keluarganya. Lama mereka mnjalani hidup seperti itu,tetapi keluarga tersebut tetap rsabar dan selalu bersyukur atas apa yang telah mereka terima.
Hampir dua tahun sudah ayah menjadi pengangguran. Anak pertama ayah sudah memasuki tahun kelulusan dari SMP dan begitupun anak kedua ayah yang telah memasuki tahun kelulusan dari Sekolah Dasar. Anak pertamanya itu ingin sekali melanjutkan sekolah di Pesantren. Karena ayah dan ibu menginginkan anaknya itu bahagia dan senang,merekapun akhirnya mengabulkan permintaan anak sulungnya itu yang juga merupakan anak perempuan satu-satunya. Karena tidak mau anak mereka tinggal ditempat yang kurang nyaman ketika berada ditempat penampungan santri, maka mereka mencari tempat yang dapat membuat anak mereka itu betah. Dan akhirnya ayah dan ibu mendapatkan pesantren yang cukup bagus tempatnya yang berada dikota Bogor tepatnya diParung Bogor, walaupun pesantren tersebut sangat mahal untuk dapat masuk ditempat itu,tetapi ayah dan ibu tidak menyerah untuk meminjam uang kesana kemari demi membahagiakan putrinya tersebut.
Setelah anak putri sulung mereka masuk dipesantren,ayah dan ibupun belum merasa tenang karena anak kedua mereka juga harus memasuki bangku Sekolah Menengah Pertama yang mana masih harus membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk biaya keperluan seragam dan lain-lain. Sewaktu anak putrid sulung mereka berada dipesantren,ayah berusaha sangat keras untuk mendapatkan uang untuk keperluan keluarga sehari-hari dan biaya sekolah anak pertama dan anak kedua mereka. Ibu juga tidak hanya berdiam diri dirumah,kadang ibu membantu tetangga yang sedang hajatan untuk membuat masakan atau membuat kue-kue khas betawi jika ada pesanan dari pembeli karena ibu adalah keturunan orang Betawi asli. Anak putri mereka tidak tahu bahwa keluarganya dirumah sedang membanting tulang demi biaya hidup sehari-hari.
Karena merasa keperluan keluarga dan anak-anaknya sudah semakin banyak,maka ayah semakin berusaha untuk mencari pekerjaan lagi. Walaupun itu sangat sulit didapat. Sekian lamanya ayah mencari pekerjaan tetapi tidak didapatinya juga. Ayahpun dengan sabar dan gigih mencari pekerjaan lagi dan dibantu dengan ibu yang selalu mendoakan ayah agar cepat mendapatkan pekerjaan. Lama sudah dilalui ayah,ibu dan anak-anaknya dirumah,akhirnya ayah terfikirkan untuk bekerja menjadi seorang Tenaga Kerja Indonesia untuk mengharapkan mendapatkan uang yang lumayan cukup untuk membiayai keluarganya dan membiayai anak-anaknya sampai di Perguruan Tinggi.. Mengetahui apa yang difikirkan ayah itu, ibupun menjadi sangat sedih. Keadaanlah yang membuat ayah harus seperti itu. Ibupun sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Berhubung waktu itu ayah mempunyai seorang paman yang sedang bekerja diliuar negeri,ayahpun segera mencari tahu apakah ditempat pamannya bekerja tersebut terdapat lowongan pekerjaan untuknya. Dibantu dengan doa,akhirnya ayahpun mendapatkan kabar bahwa ditempat pamannya bekerja terdapat sebuah lowongay pekerjaan. Puji Syukur diucapkan oleh keluarga tersebut. Setelah mengetahui ada lowongan pekerjaan,dengan tidak membuang banyak waktu,ayah dan ibu segera membuat surat lamaran kerja dan mengurusi apa yang menjadi persyaratan untuk dapat bekerja ditempat tersebut.
Setelah selesai mengurusi semua persyaratan yang harus dipenuhi,ayah, ibu dan anak-anaknya menunggu kabar dari perusahaan yang ayah masuki lamaran kerja. Sekian lama mereka menunggu kabar tersebut. Akhirnya apa yang ditunggu-tunggu tiba. Ayah mendapatkan kabar bahwa lamaran yang beliau masukkan kedalam perusahaan tersebut telah diterima dan ayah sudah mendap;atkan pekerjaan lagi.. Untuk dapat bekerja,ayah harus tinggal disebuah asrama penampungan Tenaga Kerja Indonesia. Satu bulan ayah tinggal diasrama tersebut. Anak mereka yang perempuan yang tinggal dipesantren merasakan kesedihan yang mendalam karena demi anak-anaknya ayah rela bekerja ditempat yang sangat jauh dan dalam waktu yang lama. Anak kedua dan ketiga mereka juga merasakan demikian,mereka sangat sedih karena harus berpisah dengan ayah mereka dalam waktu lama.
Akhirnya waktu yang ditentukanpun tiba. Ayah akhirnya harus meninggalkan tempat tercintanya demi mencari rezeki untuk dapat membiayai kehidupan keluarganya trsebut. Saat ayah pergi,anak mereka yang perempuan tidak dapat mengucapkan salam perpisahan karena ia sedang menutut ilimu ditempat ia sekolah. Meskipun sudah meminta izin dari pihak sekolahnya unuk menemui ayahnya untuk terakhir kali sebelum beliau pergi jauh tetapi anak perempuan mereka tetap tidak dizinkan untuk menemui ayahnya itu. Ia merasa sangat sedih sekali. Tetapi walaupun demikian anak perempuan itu juga tidak lupa untuk selalu mendoakan ayahnya tersebut. Setiap hari anak perempuan mereka selalu bersedih.
Setelah sekian lama,tibalah saatnya anak perempuan mereka lulus sekolah. Pada acara perpisahan sekolah,anak perempuan itu sangat merasa sedih karena disaat yang berbahagia itu ia tidak ditemani oleh ayahnya,ia hanya ditemani oleh ibu dan adik-adiknya. Tidak seperti teman-temannya yang lain,yang seluruh keluarga dan orang tuanya berkumpul untuk mengucapkan selamat dan menghadiri acara istimewa tersebut.
Saat itu pula tibalah saatnya anak perempuan mereka untuk memasuki sebuah perguruan tinggi. Tak terasa Lama sudah ayah meninggalkan mereka untuk bekerja dan mencari uang. Dari kejauhan sana,ayah sering memberikan kabar kepada keluarga yang berada dirumah. Walaupun ayah sering merasakan sakit yang begitu mencekamnya tapi beliau tidak pernah menyerah untuk mencari rejeki demi anak-anak dan keluarganya dan demi membahagiakan mereka. Padahal sakit yang ayah derita sudah cukup parah tetapi ayah tetap semangat untuk dapat membahagiakan keluarganya dan anak-anaknya.
Tak terasa,sudah dua tahun ayah bekerja jauh diNegeri orang meninggalkan orang-orang tercinta dirumah. Rasa rindu yang sangat mendalam pun beliau rasakan kepada anak-anak dan keluarganya dirumah. Begitu pula dengan sanak keluarga dirumah,yang juga merindukan kedatangan ayah dirumah mereka. Dan Akhirnya ayah pun memutuskan untuk mengambil cuti panjang dari pekerjaannya tersebut untuk menemui anak-anak dan keluarganya.
Mengetahui ayah akan segera pulang kerumah,ibu dan anak-anaknya merasa sangat senang karena dapat berkumpul kembali bersama dirumah mereka. Saat kedatangan ayah,ibu bersama anak putri mereka dan anak si bungsu bergegas untuk datang menjemput disuatu Bandara di Jakarta. Saat bertemu,ayah langsung memeluk erat anak putrinya tersebut dan manangis haru karena putrinya yang sejak beliau tinggal untuk bekerja telah menjadi anak gadis yang sangat cantik,begitu pula dengan anak kedua dan anak bungsu mereka yang sudah tumbuh semakin besar. Sesampainya dirumah,rasa senang y begitu menyertai hati ayah. Dapat berkumpul bersama walau dengan waktu yang ditentukan yang tidak bisa lama,hanya dengan waktu dua bulan karena pekerjaan ayah tidak dapat ditinggal lama.
Berkumpul,bercengkerama,bercanda ria dan bercerita bersama,itulah yang dilakukan keluarga mereka saat kepulangan ayah. Walaupun mereka tidak berekreasi untuk menghilangkan segala kerinduan yang mendalam,tetapi dengan berkumpul bersama mereka tetap merasa senang dan bahagia. Tidak hanya ibu dan anak-anak mereka tetapi sanak saudara juga merasa senang saat kepulangan ayah dan dapat berkumpul bersama-sama dirumah mereka yang kecil. Saat tahun baru tiba,ayah meminta kepada anak dan istrinya untuk dapat berkumpul bersama dirumah. Mereka membuat acara kecil-kecilan sebelum ayah kembali pergi untuk melanjutkan bekerja. Bahagia dirasakan si bungsu.
Saat berkumpul,anak putrinya memperkenalkan seorang teman laki-lakinya kepada ayah. Ayahpun tanpa rasa segan mangatakan bahwa anak putrinya itu harus dapat membahagiakannya dan ibu. Ayah tidak mau anak putrinya itu merasakan hidup yang beliau rasakan. Ayah ingin putrinya merasakan kebahagiaan yang sepenuhnya. Tanpa disadari,disitu terlihat bahwa ayah merasa cemburu karena anak putrinya telah mulai mengenal dengan yang namanya kekasih. Putrinya pun juga tidak mau mengecewakan ayahnya tersebut yang telah berkorban membahagiakan keluarga karena tanpa jasa-jasa ayahnya,ia tidak mungkin dapat duduk dibangku kuliah.
Tak terasa,dua bulan sudah ayah berkumpul kembali dirumah bersama keluarga. Waktu cuti ayahpun talah hampir habis. Dan tibalah saat yang menyedihkan itu datang kembali. Ayah harus segera kembali keNegara Orang untuk melanjutkan pekerjaanya kembali. Anak mereka yang bungsu,mengetahui bahwa ayah akan segera pergi jauh kembali untuk waktu yang lama,serasa tidak ingin melewatkan waktu-waktunya bersama ayah.
Sedih,itulah yang dirasakan ayah. Anak-anaknya juga sangat merasakan kesedihan yang mendalam karena harus berpisah dengan ayah mereka kembali. Mau tidak mau merekapun juga harus merelakan ayah untuk pergi kembali demi membiayai kehidupan keluarga dirumah.
Ayah,,adalah seorang lelaki yang penuh pengorbanan. Sakit yang dirasa dan diderita tidak pernah beliau rasakan dan tidak pernah ia perlihatkan kepada keluarga. Walaupun terasa menyiksa atas sakit yang dirasa,tetapi ayah tidak pernah mengeluh. Semua akan ayah lakukan demi keluarga dan anak-anaknya. Pahit terasa seperti manis. Itulah yang ayah lakukan selama ini. Rasa kasih sayang yang sangat mendalam kepada keluarga dan sebuah pengorbanan serta perjuangan yang telah ayah berikan tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Ayah,,engkaulah pahlawanku.
Kasih sayangmu takkan pernah kulupakan
Pengorbanan dan perjuanganmu yang begitu tulus
Tak dapat ku ungkapkan dengan kata-kata
Rinduku padamu yang selama ini terpendam telah kuuraikan
Ayah,,ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan,demi aku anakmu
Ayahku sayang,masih terus berjalan
Walau telapak kaki penuh darah penuh nanah
Walau darah membasahi sekujur tubuh
Seperti udara kasih saying yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas,ayah..
Ingin kudekap dan nangis dipangkuanmu
Sampai kutertidur bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa aku membalas
Wahai ayahku tersayang..